Saturday, August 29, 2009

kelompok 2 PRICE OF KFC

MAKALAH

STUDI KASUS TENTANG HARGA PADA KFC

Ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah

Manajemen Pemasaran Global

Dosen: Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak, MBA.


Disusun oleh:


Azhari Rasyad (0703934)

Deni Kurnia Rahmat (0707428)

Fatwa Najmal Bihar (0707676)

Wanda Pradika (0707718)

Yuda Purwaji (0704512)

Zaki Tur Wibawa (0707638)



PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2009

BAB I

LATAR BELAKANG


Bauran pemasaran berlaku umum, penggunaan dan spesifikasinya menggambarkan posisi yang strategis suatu produk di pasar. Pada awalnya bauran pemasaran dimulai tahun 1948 ketika Yakobus Culliton berkata bahwa suatu keputusan pemasaran harus berdasarkan suatu hasil resep. Versi ini dilanjutkan 1953 ketika Neil Borden (AMA), mengambil gagasan resep itu dengan istilah ' Marketing-Mix'. Seorang pemasar terkemuka, E. Jerome Mccarthy, mengusulkan pada tahun 1960 suatu penggolongan 4 P dari marketing mix.

Walaupun banyak faktor yang mempengaruhi suatu strategi pemasaran organisasi, namun semua pengambilan keputusan pemasaran dapat digolongkan ke dalam empat unsur-unsur strategi, yang dikenal sebagai bauran pemasaran: Produk, Harga,Tempat, dan promosi. Ketika produk potensial dianalisa dan dikembangkan untuk target pasar , maka harus dipandang dengan bauran pemasaran.

Dalam makalah ini kami mengambil salah satu pokok bahasan dari bauran pemasaran yaitu pokok bahasan tentang harga. Harga adalah salah satu unsure bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsure-unsur lainnya mengahasilkan biaya. Harga barangkali adalah unsur program pemasaran yang paling mudah disesuaikan; cirri-ciri produk, saluran, bahkan promosi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga mengkomunikasikan posisi nilai yang dimaksudkan perusahaan tersebut kepada pasar tentang produk atau mereknya. Sebuah produk yang dirancang dan dipasarkan dengan baik dapat menentukan premium harga dan mendapatkan laba besar.dan sebaliknya produk yang kualitasnya bagus tetapi tidak ditunjang dengan strategi harga yang tepat dapat berakibat tujuan perusahaan tersebut menjadi gagal, atau sebagus apapun saluran distribusi dan promosinya tanpa dibarengi dengan strategi harga yang tepat akan mengakibatkan tujuan perusahaan tersebut menjadi gagal tercapai.

Melihat dari realita kenyataan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa posisi harga disini sangatlah penting dan menentukan, dan oleh karena itulah yang melatarbelakangi kami untuk meneliti lebih dalam serta mempelajari dan menganalisis studi kasusnya tentang harga, terutama strategi harga yang diterapkan oleh perusahaan KFC.

















BAB II

LANDASAN TEORI


  1. Definisi

Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.

Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.

Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.


  1. Fungsi

Pada Dasarnya ada empat jenis tujuan pentapan harga, yaitu:

  1. Tujuan berorirntasi pada harga

Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimalisasi laba. Dalam era persaingan global yang kondisinya sangat kompleks dan banyak variabel yang berpengaruh terhadap daya saing setiap perusahaan, maksimalisasi laba sangat sulit dicapai, karena sukar sekali untuk memperkirakan secara akurat jumlah penjualan yang dapat dicapai pada tingkat harga tertentu. Dengan demikian, tidak mungkin suatu perusahaan dapat mengatahui secara pasti tingkat harga yang dapat menghasilkan laba maksimum.

  1. Tujuan berorientasi pada volume

Dikenal dengan istilah volume pricing objectives. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan, nilai penjualan atau pangsa pasar. Tujuan ini banyak diterapkan oleh perusahaan penerbangan, lembaga pendidikan, perusahaan tour and travel, pengusaha bioskop dan pemilik bisnis pertunjukan lainnya, serta penyelenggaraan seminar-seminar. Bagi sebuah perusahaan penerbangan, biaya penerbangan untuk satu pesawat yang terisi penuh maupun yang hanya terisi separuh tidak banyak berbeda. Oleh karena itu, banyak perusahaan penerbangan yang berupaya memberikan insentif berupa harga spesial agar dapat meminimisasi jumlah kursi yang tidak terisi.

  1. Tujuan berorientasi pada citra

Citra perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara itu harga rendah dapat digunakan untuk membentuk nilai citra tertentu (image of value), misalnya dengan memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah di suatu wilayah tertentu. Pada hakikatnya, baik penetapan harga tinggi maupun rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan.


  1. Tujuan stabilisasi harga

Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan menemukan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri-industri tertentu yang produknya sangat terstandarisasi (misalnya mnyak bumi). Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.


  1. Tujuan-tujuan lainnya

Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah maasuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah. Organisai non profit juga dapat menetapkan tujuan penetapan harga yang berbeda, misalnya untuk mencapai partical cost recovery, full cost recovery, atau untuk menetapkan social price.


  1. METODE PENETAPAN HARGA

Secara garis besar metode penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi empat kategori utama, yaitu metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasis biaya, berbasis laba, dan berbasis persaingan.

Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan

Metode ini lebih menekankan faktorfaktor yang mempengaruhi selera dan preferensi pelanggan daripada faktorfaktor seperti biaya, laba, dan persaingan. Permintaan pelanggan sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan, di antaranya yaitu:

  1. Kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli),

  2. Kemauan pelanggan untuk membeli,

  3. Posisi suatu produk dalam gaya hidup pelanggan, yakni menyangkut apakah produk tersebut merupakan simbol status atau hanya produk yang digunakan seharihari;

  4. Manfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan,

  5. Harga produkproduk substitusi,

  6. Pasar potensial bagi produk tersebut,

  7. Sifat persaingan nonharga,

  8. Perilaku konsumen secara umum,

  9. Segmensegmen dalam pasar.

Paling sedikit ada tujuh metode penetapan harga yang termasuk dalam metode penetapan harga berbasis permintaan, yaitu skimming pricing, penetration pricing, prestige pricing, price lining pricing, oddeven pricing, demandbackward pricing, dan bundle pricing.

        1. Skimming Pricing

Strategi ini diterapkan dengan jalan menetapkan harga tinggi bagi suatu produk baru atau inovatif selama tahap perkenalan, kemudian menurunkan harga tersebut pada saat persaingan mulai ketat. Strategi ini baru bisa berjalan baik jika konsumen A tidak sensitif terhadap harga, tetapi lebih menekankan pertimbanganpertimbangan kualitas, inovasi, dan kemampuan produk tersebut dalam memuaskan kebutuhannya.

Bila segmen pasar yang tidak sensitif terhadap harga ini telah terpuaskan (dilayani dengan baik), maka perusahaan akan menurunkan harganya untuk menarik segmen pasar lainnya, yakni segmen yang lebih sensitif terhadap harga. Kadangkala penurunan harga ini diikuti pula dengan sedikit modifikasi produk. Misalnya novel 'The Chamber' John Grisham ditawarkan pertama kali dalam edisi hardcover, kemudian beberapa waktu kemudian diproduksi pula edisi buku saku untuk Menjangkau segmen pasar lainnya.

        1. Penetration Pricing

Dalam strategi ini perusahaan berusaha memperkenalkan suatu produk baru dengan harga rendah dengan harapan akan dapat memperoleh volume penjualan yang besar dalam waktu relatif singkat. Selain itu strategi ini juga bertujuan untuk mencapai skala ekonomis dan mengurangi biaya per unit. Pada saat yang bersamaan strategi penetrasi juga dapat mengurangi minat dan kemampuan pesaing, karena harga yang rendah menyebabkan marjin yang diperoleh setiap perusahaan menjadi terbatas.

        1. Prestige Pricing

Harga dapat digunakan oleh pelanggan sebagai ukuran kualitas atau prestise suatu barang/jasa. Dengan demikian bila harga diturunkan sampai tingkat tertentu, maka permintaan terhadap barang atau jasa tersebut akan turun.

Prestige pricing merupakan strategi menetapkan tingkat harga yang tinggi sehingga konsumen yang sangat peduli dengan statusnya akan tertarik dengan produk, dan kemudian membelinya. Produkproduk yang sering dikaitkan dengan prestige pricing antara lain permata, berlian, parfum, porselin, limousin, jaket kulit, dan lainlain. Produkproduk ini malah sulit laku bila dijual dengan harga murah.

        1. Price Lining

Price Lining digunakan apabila perusahaan menjual produk lebih dari satu jenis. Harga untuk lini produk tersebut bisa bervariasi dan ditetapkan pada tingkat harga tertentu yang berbeda. Misalnya harga lini produk pakaian wanita ditetapkan pada tingkat harga Rp 50.000,001 Rp 79.000,00; dan Rp 99.000,00.

Price lining bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

  1. Produsen menjual setiap item barang dengan harga yang sama kepada pengecer. Kemudian pengecer menambahkan persentase markup yang berbeda untuk masingmasing item, sehingga tingkat harganya berbeda. Kriteria yang mendasari pembedaan tersebut adalah warna, model, dan permintaan yang dihadapi.

  2. Produsen merancang produk dengan tingkat harga yang berbedabeda dan pengecer menambahkan persentase markup yang relatif sama, sehingga harga jual yang ditawarkan kepada konsumen akhir akan bervariasi.

Biasanya variasi tingkat harga yang baik berkisar antara 3 hingga 4 macam tingkat harga. Bila terlampau banyak, maka justru akan membingungkan konsumen.

        1. OddEven Pricing

Bila kita masuk ke sebuah supermarket, kerapkali kita menjumpai barangbarang yang ditawarkan dengan harga yang 'ganjil', misainya Rp 1.595,00 dan Rp 9.975,00 Pertanyaan yang bisa muncul adalah bukankah hargaharga tersebut sebenarnya sama saja dengan Rp 1.600,00 dan Rp 10.000,00? Apalagi saat ini sulit mencari kembalian Rp 5,00, Rp 10,00 dan Rp 25,00, bahkan seringkali malah diganti dengan permen.

Hargaharga tersebut ditetapkan dengan metode oddeven pricing, yakni harga yang besarnya mendekati jumlah genap tertentu. Masih banyak kelompok konsumen yang menganggap bahwa harga Rp 9.975,00 masih di bawah Rp 10.000,00, artinya bila dibayar dengan Rp 10,000,00 maka masih ada kembaliannya. Harga sebesar Rp 9.975,00 masih berada dalam kisaran Rp 9.000,00an, bukan Rp 10.000,00an. Pada praktiknya memang untuk satuan atau kuantitas yang kecil, strategi ini kurang mengena sasaran. Tetapi bila menyangkut satuan atau kuantitas besar ataupun dikaitkan dengan pembelian (belanjaan) berbagai macam produk lainnya, maka hasiInya akan lebih efektif.

        1. DemandBackward Pricing

Perusahaan kadangkala memperkirakan suatu tingkat harga yang bersedia dibayar konsumen untuk produkproduk yang relatif mahal seperti halnya shopping goods (misalnya pakaian dan sepatu untuk anakanak dan wanita; mainan anakanak). Kemudian perusahaan yang bersangkutan menentukan marjin yang harus dibayarkan kepada wholesaler dan retailer. Setelah itu barulah harga jualnya dapat ditentukan. Jadi proses ini berjalan ke belakang, sehingga istilahnya disebut demand backward pricing. Berdasarkan suatu target harga tertentu, kemudian perusahaan menyesuaikan kualitas komponenkomponen produknya. Dengan kata lain, produk didesain sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi target harga yang ditetapkan.

        1. Bundle Pricing

Bundle pricing merupakan strategi pemasaran dua atau lebih produk dalam satu harga paket. Misalnya travel agency menawarkan paket liburan yang mencakup transportasi, akomodasi, dan konsumsi. Bundle pricing didasarkan pada pandangan bahwa konsumen lebih menghargai nilai suatu paket tertentu secara keseluruhan daripada nilai masingmasing item secara individual. Strategi ini memberikan manfaat besar bagi pembeli dan penjual. Pembeli dapat menghemat biaya total, sedangkan penjual dapat menekan biaya pemasarannya.


Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya

Dalam metode ini faktor penentu harga yang utama adalah aspek penawaran atau biaya, bukan aspek permintaan. Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biayabiaya langsung, biaya overhead, dan laba.

  1. Standard Markup Pricing

Dalam standard markup pricing, harga ditentukan dengan jalan menambahkan persentase tertentu dari biaya pada semua item dalam suatu kelas produk. Misalnya, pakaian dikenai tambahan 15%, sepatu 20%, arloji 25%, hem 15%, dan lainlain.

Metode ini banyak diterapkan di supermarket dan tokotoko eceran lainnya yang menawarkan banyak lini produk. Persentase markup bervariasi besarnya, tergantung pada jenis toko eceran (pakaian , grosery, atau furniture) dan jenis produk yang dijual. Biasanya produkproduk yang tingkat perputarannya tinggi dikenakan markup yang lebih kecil daripada produkproduk yang tingkat perputarannya rendah.

  1. Cost Plus Percentage of Cost Pricing

Banyak perusahaan manufaktur, arsitektural, dan konstruksi yang menggunakan berbagai variasi standard markup pricing. Dalam cost plus percentageofcost pricing, perusahaan menambahkan persentase tertentu terhadap biaya produksi atau konstruksi. Metode ini seringkali digunakan untuk menentukan harga satu item atau hanya beberapa item. Misalnya suatu perusahaan arsitektur menetapkan tarif sebesar 15% dari biaya konstruksi sebuah rumah. Jadi, bila biaya konstruksi sebuah rumah sebesar Rp 100 juta dan fee arsitek sebesar 15% dari biaya konstruksi, (Rp 15 juta), maka harga akhirnya sebesar Rp 115 juta.

  1. Cost Plus Fixed Fee Pricing

Metode ini banyak diterapkan dalam produkproduk yang sifatnya sangat teknikal, seperti mobil, pesawat, atau satelit. Dalam strategi ini pemasok atau produsen akan mendapatkan ganti atas semua biaya yang dikeluarkan, seberapapun besarnya, tetapi produsen tersebut hanya memperoleh fee tertentu sebagai laba yang besarnya tergantung pada biaya final proyek tersebut yang disepakati bersama. Misalnya Singapura menyepakati untuk membayar PT Satelit Kita seharga Rp 2 trilyun sebagai biaya peluncuran satelit SS1 dan fee sebesar Rp 200 milyar. Bila kemudian ternyata biaya peluncuran membengkak hingga mencapai Rp 3 triliun yang diterima PT Satelit Kita tetap sebesar Rp 200 milyar.

  1. Experience Curve Pricing

Metode ini dikembangkan atas dasar konsep efek belajar (learning effect) yang menyatakan bahwa unit cost barang dan jasa akan menurun antara 10 hingga 30% untuk setiap peningkatan sebesar dua kali Jipat pada pengalaman perusahaan dalam memproduksi dan menjual barang atau jasa tersebut. Pengalaman perusahaan tersebut dinyatakan dalam volume produksi dan penjualan. Berdasarkan konsep ini biaya ratarata per unit dapat diperkirakan secara matematis. Misalnya perusahaan meramalkan biayanya akan menurun sebesar 15% setiap kali terjadi peningkatan volume produksi sebesar 2 kali lipat. Dengan demikian biaya produksi dan penjualan unit ke 100 akan sebesar 85% dari biaya pada unit ke 50, dan seterusnya. Strategi ini banyak diterapkan dalam perusahaanperusahaan elektronik, misalnya tape recorder, kalkulator, TV, laser disc, compact disc, dan sebagainya.


Metode Penetapan Harga Berbasis Laba

Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam penetapan harganya. Upaya ini dapat dilakukan atas dasar target volume laba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau investasi.

  1. Target Profit Pricing

Target profit pricing umumnya berupa ketetapan atas besarnya target laba tahunan yang dinyatakan secara spesifik. Contoh penerapan metode ini:

  1. Target Return On Sales Pricing

Dalam metode ini, perusahaan menetapkan tingkat harga tertentu yang dapat menghasilkan laba dalam persentase tertentu terhadap volume penjualan. Biasanya metode ini banyak digunakan oleh jaringanjaringan supermarket.

  1. Target Return On Investment Pricing

Dalam metode ini perusahaan menetapkan besarnya suatu target ROI tahunan, yaitu rasio antara laba dengan investasi total yang ditanamkan perusahaan pada fasilitas produksi dan aset yang mendukung produk tertentu. Kemudian harga ditentukan agar dapat mencapai target ROI tersebut.


Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan

Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan, atau laba, harga juga dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang dilakukan pesaing. Metode penetapan harga berbasis persaingan terdiri atas empat macam, yaitu customary pricing, above, at, or below market pricing, loss leader pricing, dan sealed bid pricing.

  1. Customary Pricing

Metode ini digunakan untuk produkproduk yang harganya ditentukan oleh faktor faktor seperti tradisi, saluran distribusi yang terstandarisasi, atau faktor persaingan lainnya. Penetapan harga yang dilakukan berpegang teguh pada tingkat harga tradisional. Perusahaan berusaha untuk tidak mengubah harga di luar batasbatas yang diterima. Untuk itu perusahaan menyesuaikan ukuran dan isi produk guna mempertahankan harga. Contoh produk yang harganya biasa ditetapkan dengan metode ini antara lain beras, gula, dan makanan ringan.

  1. Above, At, or Below Market Pricing

Umumnya sangat sulit untuk mengidentifikasi harga pasar spesifik untuk suatu produk atau kelas produk tertentu. Oleh karena itu, seringkali ada perusahaan yang menggunakan pendekatan subyektif dalam memperkirakan harga pesaing atau harga pasar. Berdasarkan patokan subyektif tersebut, kemudian perusahaan secara cermat memilih strategi penetapan hargi yang berada di atas, sama, atau di bawah harga pasar tersebut.

Abovemarket pricing dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga yang lebih tinggi daripada harga pasar. Metode ini hanya sesuai digunakan oleh perusahaan yang sudah memiliki reputasi atau perusahaan yang menghasilkan barang ini, barang prestise. Ini dikarenakan konsumen kurang memperhatikan aspek harga dalam pembeliannya, tetapi mereka lebih mengutamakan kualitas atau faktor garga prestise yang terkandung dalam produk yang dibeli. Contoh perusahaan yang menerapkan metode ini adalah perusahaan jam tangan Rolex dan perusahaan busana rancangan Christian Dior.

Dalam atmarket pricing, harga ditetapkan sebesar harga pasar, yang ini seringkali dikaitkan dengan harga pesaing. Metode ini juga sering disebut going rate atau imitative pricing. Contoh perusahaan yang menerapkan strategi ini adalah Sears, Revlon, dan produsen kemeja Arrow (Duett Peabody & Company). Strategi ini banyak digunakan dalam kondisi:

  • Biaya sulit diukur dan dirasakan bahwa harga yang berlaku ditetapkan berdasarkan pendapat sebagian besar perusahaan di dalam industri.

  • Penyesuaian dengan harga yang berlaku umum dipandang sebagai cara yang tidak akan merusak keseimbangan dalam industri.

  • Sulit mengetahui reaksi pembeli dan pesaing terhadap perbedaan antara harga jual perusahaan dan harga ratarata dalam industri (harga pasar).

Sementara itu belowmarket pricing yang harganya ditetapkan di bawah harga pasar, banyak diterapkan oleh produsen produkproduk generik (misalnya obatobatan) dan pengecer yang menjual produk dengan private brand (contoh produknya antara lain gula, makanan kecil, minuman ringan, dan sebagainya).

Harga yang ditetapkan biasanya berkisar antara 8% hingga 10% lebih rendah dari pada harga produk pesaing merek nasional. Hero Supermarket merupakan salah satu pengecer yang menerapkan strategi ini, terutama untuk produkproduk private brandnya.

  1. Loss Leader Pricing

Kadangkala untuk keperluan promosi khusus, ada perusahaan yang menjual harga suatu produk di bawah biayanya. Tujuannya bukan untuk meningkatkan penjualan produk yang bersangkutan, tetapi untuk menarik konsumen supaya datang ke toko dan membeli pula produkproduk lainnya, khususnya produkproduk yang bermarkup cukup tinggi. Jadi, suatu produk dijadikan semacam penglaris (pancingan) agar produk lainnya juga laku.

Produk penglaris tersebut biasanya dijual dengan dasar persediaan terbatas, misalnya hanya berlaku 'selama persediaan masih ada' atau 'hanya untuk 100 pelanggan pertama saja. Strategi ini banyak diterapkan di supermarket dan department store. Penetapan harga penglaris (lossleader pricing) merupakan alat untuk mempromosikan pengecer (retailer) dan bukan produknya, sehingga kebanyakan produsen tidak suka bila produkproduknya dijadikan penglaris. IN disebabkan beberapa risiko yang mungkin timbul. Pertama, produsen produk tersebut bisa diprotes toko (pengecer) lain dan para pelanggan yang berbelanja di tempat lain dengan harga normal. Mereka menganggap ada perbedaan perlakuan yang tidak adil. Kedua, produsen bakalan menghadapi “perang harga”, bila para pesaing industrinya bereaksi dengan menurunkan harga. Dan ketiga, produk yang dijadikan penglaris bisa turun citra/prestisenya.

Ada kalanya strategi ini diselewengkan menjadi baitandswitch pricing, dimana harga ditetapkan rendah untuk memikat pelanggan agar datang ke toko, tetapi ketika mereka sampai di toko, perusahaan berusaha menawarkan modelmodel produk yang lebih mahal. Pramuniaga berupaya memikat dan membujuk pelanggan untuk membeli model lain yang marjinnya lebih besar dan lebih mahal harganya. Di Amerika Serikat praktik seperti ini dianggap ilegal, karena seringkali mengecoh atau menipu pelanggan.

  1. Sealed Bid Pricing

Metode ini menggunakan sistem penawaran harga dan biasanya melibatkan agen pembelian (buying agency). Jadi, bila ada perusahaan atau lembaga yang ingin membeli suatu produk, maka yang bersangkutan menggunakan jasa agen pembelian untuk menyampaikan spesifikasi produk yang dibutuhkan kepada para calon produsen. Setiap calon produsen diminta untuk menyampaikan harga penawarannya untuk kuantitas yang dibutuhkan. Harga penawaran tersebut harus diajukan dalam jangka waktu tertentu, kemudian diadakan semacam lelang untuk menentukan penawaran terendah yang memenuhi syarat untuk melaksanakan kontrak pembelian.



D. Strategi Penetapan Harga

a. Skimming Price

Strategi ini merupakan strategi yang menetapkan harga tinggi pada suatu produk baru. Biasanya strategi ini dilengkapi dengan aktivitas promosi yang gencar. Produk-produk yang harganya ditetapkan dengan strategi ini, diantaranya produk-produk yang berkaitan dengan teknologi baru (stereo set, ponsel, hardware). Tujuan strategi ini pada dasarnya adalah:

  1. Untuk melayani para pelanggan yang tidak terlalu sensitif terhadap harga, selagi persaingan belum ada.

  2. Untuk menutup biaya-biaya promosi dan riset dan pengembangan secepat mungkin melalui marjin yang besar.

  3. Untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan terjjadinya kekeliruan dalam penetapan harga, karena akan lebih jauh mudah untuk menurunkan harga awal yang disarankan konsumen terlampau mahal daripada menaikkan harga awal yang terlalu murah agar dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan.


Skimming price cocok digunakan dalam situasi sebagai berikut:

  1. Produk baru memiliki karakteristik unik/khas yang sangat diharapkan konsumen dan tidak ada atau hanya sedikit tersedia produk substitusi.

  2. Sifat permintaan yang dihadapi tidak pasti

  3. Cukup banyak pelanggan yang bersedia untuk membeli produk pada tingkat harga awal yang itnggi. Biasanya pelanggan yang termasuk kategori ini adalah mereka yang berpenghasilan tinggi dan suka mengikuti trend.

  4. Harga awal yang tinggi tersebut tidak akan menjadi daya tarik bagi masuknya para pesaing. Disamping itu ada hambatan masuk bagi pesaing, misalnya berupa hak paten.

  5. Pelanggan menginterpretasikan harga yang tinggi sebagai indikator kualitas yang tinggi


Penentuan jangka waktu mempertahankan harga yang tinggi sangat tergantung pada aktivitas para pesaing. Bila tidak ada faktor hak paten, maka skimming rice harus segera diturunkan pada saat ada pesaing yang masuk ke pasar. Sedangkan dalam kondisi ada perlindungan hak paten, maka perusahaan inovator dapat menurunkan harganya sedikit demi sedikit hingga menjelang akhir periode perlindungan hak paten. Setelah masa paten berlalu barulah perusahaan menjual produknya dengan harga rendah.


b. Penetration Pricing

Dalam Strategi ini harga ditetapkan relatif rendah pada tahap awal Product Life Cycle. Tujuannya adalah agar dapat meraih pangsa pasar yang bebas dan sekaligus menghalangi masuknya para pesaing. Ada beberapa situasi yang sesuai dengan penetapan strategi ini, diantaranya:

  1. Produk yang dihasilkan memiliki daya tarik tertentu bagi pasar

  2. Banyak segmen pasar yang sensitif terhadap harga

  3. Harga awal yang rendah mengurangi iminat pesaing untuk memasuki pasar.

  4. Biaya produksi perunit dan biaya pemasaran menurun drastis seiring dengan meningkatnya volume produksi.


Hasil yang dapat diperoleh dari strategi ini adalah tingkat penjualan dan pangsa pasar yang tinggi, dan skala ekonomis yang pada gilirannya menyebabkan biaya menjadi lebih rendah dan daya saing perusahaan semakin besar. Ada empat bentuk harga yang biasanya dipergunakan dalam penetration pricing, yaitu:

  1. Restrained Price

Harga yang ditetapkan dengan tujuan untuk mempertahankan tingkat harga tertentu selama periode inflasi. Dalam hal ini kondisi lingkungan menjadi dasar dalam menentukan tingkat hara yang ditetapkan.

  1. Elimation Price

Merupakan harga yang ditentukan pada suatu tingkat tertentu yang dapat menyebabkan pesaing-pesaing tertentu keluar dari persaingan.

  1. Promotional Price

Harga yang ditetapkan rendah dengan kualitas yang relatif sama, dengan tujuan untuk mempromosikan produk tertentu

  1. Keep-Out price

Harga yang ditetapkan pada suatu tingkat tertentu sehingga dapat mencegah para pesaing memasuki pasar.


c. Strategi Penetapan Harga Fleksibel

Merupakan starategi pembebanan harga yang berbeda kepada pelanggan yang berbeda untuk kualitas produk yang sama.Tujuan strategi ini adalah untuk memaksimalkan laba jangka panjang dan memberikan keluwesan dengan jalan memungkinan sikap penyesuain, baik ke bawah maupun ke atas terhadap harga. Penetapan harga fleksibel banyak diterapkan dalam kalangan saluran distribusi, penjualan langsung produk-produk industrial, dan pada penjualan eceran produk-produk yang mahal.

Strategi ini mengandung beberapa kelemahan, yaitu:

  1. Seorang pelanggan yang mengetahui bahwa ada orang lain yang menikmati harga lebih murah dengan kualitas dan produk yang sama akan merasa tidak puas

  2. Apabila konsumen mengetahui bahwa tawar-menawar dapat menguntungkan mereka, maka mereka akan meluangkan lebih banyak waktu guna tawar-menawar harga barang. Hal ini bisa mempengaruhi biaya penjualan.

  3. Sebagian besar wiraniaga akan terbiasa melakukan penurunan harga. Ini mengurangi peranan harga sebagai alat persaingan dan menyebabkan turunnya harga.


d. Strategi Penetapan Harga Lini Produk

Strategi ini dilakukan dengan jalan menetapkan harga suatu lini produk berdasarkan hubungan dan dampak setiap produk terhadap lininya, apakah kompetitif atau komplementer. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan laba dari keseluruhan lini produk.

Persyaratan yang perlu dipertimbangkan:

  1. Untuk produk yang ada dalam lini, strategi akan disusun berdasarkan kontribusi produk terhadap pangsa rata-rata dari biaya over-head dan biaya langsung.

  2. Untuk produk baru, analisis pasar/produk akan menentukan apakah produk tersebut akan menguntungkan. Penetapan harga kemudian menjadi fungsi dari biaya, sasaran laba, pengalaman dan persaingan eksternal.


Hasil yan diharapkan meliputi:

  1. Skedul penetapan harga seimbang dan konsisten di antara berbagai lini produk

  2. Laba jangka panjang yang semakin besar

  3. Kinerja lini secara keseluruhan yang lebih baik



BAB III

ANALISIS KASUS


  1. Profil Perusahaan

PT Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba KFC di Indonesia, didirikan oleh Gelael Group pada tahun 1978 sebagai pihak pertama yang memperoleh waralaba KFC untuk Indonesia. Perseroan mengawali operasi restoran pertamanya pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta, dan sukses outlet ini kemudian diikuti dengan pembukaan outlet-outlet selanjutnya di Jakarta dan perluasan area cakupan hingga ke kota-kota besar lain di Indonesia antara lain Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Manado. Keberhasilan yang terus diraih dalam pengembangan merek menjadikan KFC sebagai bisnis waralaba cepat saji yang dikenal luas dan dominan di Indonesia.

Bergabungnya Salim Group sebagai pemegang saham utama telah meningkatkan pengembangan Perseroan pada tahun 1990, dan pada tahun 1993 terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta sebagai langkah untuk semakin mendorong pertumbuhannya. Kepemilikan saham mayoritas pada saat ini adalah 79,6% dengan pendistribusian 43,8% kepada PT Gelael Pratama dari Gelael Group, dan 35,8% kepada PT Megah Eraraharja dari Salim Group; sementara saham minoritas (20,4%) didistribusikan kepada Publik dan Koperasi.

Perseroan memperoleh hak waralaba KFC dari Yum! Restaurants International (YRI), sebuah badan usaha milik Yum! Brands Inc., yaitu sebuah perusahaan publik di Amerika Serikat yang juga pemilik waralaba dari empat merek ternama lainnya, yakni Pizza Hut, Taco Bell, A&W, dan Long John Silvers. Lima merek yang bernaung dibawah satu kepemilikan yang sama ini telah memproklamirkan Yum! Group sebagai fast food chain terbesar dan terbaik di dunia dalam memberikan berbagai pilihan restoran ternama, sehingga memastikan kepemimpinannya dalam bisnis multi-branding. Untuk kategori produk daging ayam cepat saji, KFC tak terkalahkan.

Memasuki 28 tahun keberhasilan Perseroan dalam membangun pertumbuhannya, posisi KFC sebagai pemimpin pasar restoran cepat saji tidak diragukan lagi. Untuk mempertahankan kepemimpinan, Perseroan terus memperluas area cakupan restorannya dan hadir di berbagai kota kabupaten tanpa mengabaikan persaingan ketat di kota-kota metropolitan. Perseroan baru saja meresmikan pembukaan outlet KFC yang ke 300 di Cireundeu pada bulan Oktober 2007, bertepatan pada bulan yang sama ulang tahun KFC Indonesia yang ke 28. Perseroan mengakhiri tahun 2007 dengan total 307 outlet termasuk mobile catering, yang tersebar di 78 kota di seluruh Indonesia, mempekerjakan total 11.835 karyawan dengan hasil penjualan tahunan di atas Rp. 1,590 triliun.

Produk unggulan Perseroan, Colonel’s Original Recipe dan Hot & Crispy, tetap merupakan ayam goreng paling lezat berdasarkan berbagai survei konsumen di Indonesia. Sebagai produk unggulan lainnya, dalam beberapa tahun ini Perseroan juga menawarkan Colonel Burger, Crispy Strips, Twister, dan yang baru-baru ini diluncurkan, Colonel Yakiniku. Selain produk-produk unggulan ini, KFC juga memenuhi selera lokal dengan menu pilihan lain seperti Perkedel, Nasi, Salad, dan Sup KFC. Untuk memberikan produk bernilai tambah kepada konsumen, berbagai menu kombinasi hemat dan bermutu seperti Super Panas dan KFC Attack terus ditawarkan. Perseroan juga meluncurkan ‘Goceng’, yakni beberapa varian menu seharga Rp. 5.000, untuk semakin menghadirkan penawaran bernilai tambah kepada konsumen dan memberikan sesuatu yang berbeda dari merek KFC.

Perseroan senantiasa memonitor posisi pasar dan nilai KFC secara keseluruhan, mengevaluasi berbagai masukan dari konsumen untuk meningkatkan kualitas produk, layanan, dan fasilitas yang tersedia di KFC. Semua informasi ini diperoleh melalui survei rutin yang disebut Brand Image Tracking Study (BITS) dan CHAMPS Management System (CMS), yang dilakukan oleh perusahaan survei independen. BITS adalah survei untuk mengetahui persepsi konsumen dan brand image KFC sebagai acuan dari merek utama lainnya di bisnis restoran cepat saji. Hasil dari BITS menunjukkan bahwa KFC secara konsisten masih menempati posisi tertinggi di benak konsumen untuk ‘Top of Mind Awareness’, dibandingkan dengan merek utama lainnya. CMS adalah survei untuk menilai langsung kualitas produk, layanan, dan fasilitas yang tersedia di KFC, dibandingkan dengan yang diharapkan.

Kinerja Perseroan dalam pertumbuhan penjualan same store menjadikannya salah satu KFC franchise market terbaik di Asia dengan pertumbuhan rata-rata 8,5% pada tahun 2007 dan akan terus mempertahankan posisi ini. Pengembangan merek yang kontinu melalui strategi pemasaran yang inovatif, keunggulan operasional, dan pertumbuhan dua digit yang konsisten dalam penjualan dan pengembangan restoran, telah menganugrahi Perseroan berbagai penghargaan dari Asia Franchise Business Unit dari Yum! Restaurants International.
Perseroan berkomitmen tinggi untuk mempertahankan visi kepemimpinan dalam industri restoran cepat saji, dengan terus memberikan kepuasan ‘Yum!’ di wajah konsumen. Dukungan dari para pemegang saham, keahlian manajemen yang terbina baik, dedikasi dan loyalitas karyawan, dan yang terpenting adalah kontinuitas kunjungan konsumen, memastikan Perseroan dapat mencapai visi ini. Perseroan percaya bahwa dengan menciptakan dan mengembangkan budaya yang mendalam dan kuat dimana setiap karyawan memberikan perbedaan, menghidupkan ‘Customer and Sales Mania’ di restoran-restoran KFC, memberikan perbedaan merek KFC yang sangat kompetitif, menjalin kesinambungan proses dan hubungan antar karyawan, dan meraih hasil-hasil yang konsisten, akan secara pasti membangun KFC bukan saja menjadi merek yang paling digemari di Indonesia, juga KFC sebagai sebuah perusahaan yang hebat.



  1. Analisis KASUS

Di dalam makalah ini, kami mengambil kasus perbedaan harga antara harga KFC dengan harga pesaingnya yaitu McDonald, dan mengambil kasus perbedaan harga antara KFC Indonesia dengan KFC di Negara lain, yaitu Negara Malaysia dan Singapura. Semua itu kami cantumkan dibawah ini.


  1. Perbandingan Harga Produk KFC dan McDonald:


Harga Produk KFC Indonesia

Jenis Produk

Harga

Kombo Double (2 wing+2 nasi)

Rp 18. 182

Super Panas Jumbo (1 ayam+1nasi+1 softdrink med.)

Rp 16.364

Kombo Hitlist (2 ayam+1 nasi+ 1fruit tea)

Rp 26.364

O. R Burger

Rp 11. 818



Harga Produk McDonald

Jenis Produk

Harga

Panas Reguler (2 ayam+1 nasi+1coke)

Rp 16. 182

Panas Spesial (1 nasi+1 ayam+ 1 egg+1 coke)

Rp 21. 636

Chicken McD (2 ayam+1nasi+ 1coke)

Rp 26. 000

BigMac

Rp 20 .727


Melihat kasus diatas maka kami dapat menganalisis bahwa didalam menganalisa harga dan tawaran pesaing maka perusahaan harus mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan harga yang ditentukan permintaan pasar dan reaksi harga pesaing. Perusahaan tersebut seharusnya pertama-tama mempertimbangkan harga pesaing terdekat, jika tawaran perusahaan tersebut mengandung ciri-ciri diferensiasi positif yang tidak ditawarkan pesaing terdekat, maka nilainya bagi pelanggan seharusnya dievaluasi dan ditambahkan pada harga pesaing tersebut. Sehingga perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan harga pesaingnya, tetapi jika tawaran pesaing tadi mengandung beberapa ciri yang tidak ditawarkan perusahaan tersebut, maka nilainya bagi pelanggan seharusnya dievaluasi dan dikurangkan dari harga perusahaan tersebut, sehingga harga perusahaan tersebut akan lebih rendah daripada harga pesaingnya. Sedangkan jikalau antara satu perusahaan dengan perusahaan pesaing yang lain tidak terdapat beberapa ciri-ciri perbedaan yang signifikan maka harganya akan relatife sama.

Melihat contoh data diatas kami membandingkan antara produk KFC yaitu Kombo Hitlist dengan harga Rp 26.364 dan produk McD yaitu Chiken McD dengan harga 26.000, jika dilihat komponen komponen yang ditawarkan dua jenis produk itu hampir sama yaitu : 2 ayam+1 nasi + 1 minuman maka harga yang ditetapkan KFC akan hampir sama dengan harga yang ditetapkan oleh pesaingnya. Oleh karena itu sebenarnya KFC tidak mempunyai keunikan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan pesaingnya dan oleh karena itu harga keduanya hampir sama.







  1. Perbandingan Harga KFC Di Berbagai Negara:


Harga Produk KFC Indonesia

Jenis Produk

Harga

Kombo Double (2 wing+2 nasi)

Rp 18. 182

Super Panas Jumbo (1 ayam+1nasi+1 softdrink med.)

Rp 16.364

Kombo Hitlist (2 ayam+1 nasi+ 1fruit tea)

Rp 26.364

O. R Burger

Rp 11. 818

Paket Goceng

Rp 5.000



KFC Singapore

Jenis Produk

Harga

Mega Meal (For Party of 8, 16 pcs Chicken, 10 pcs Winglets, 2 Lrg Popcorn Chicken, 2 Lrg Whipped Potato, 2 Lrg Coleslaw)

$49.95 (Rp. 260.988.75)

Oriental Chicken Salad Meal (1 Oriental Chicken Salad, 1 reg 7-Up Revive)

$6.50 (Rp. 33.962.5)

Ket: $ 1 = Rp. 5.225








KFC Malaysia

Jenis Produk

Harga

Snack Plate

2 pieces Chicken
• 1 Butter Bun
• 1 Coleslaw (R)
• 1 Whipped Potato (R)

RM 7.95 (Rp. 20.002.2)

Dinner Plate

3 pieces Chicken
• 1 Butter Bun
• 1 Coleslaw (R)
• 1 Whipped Potato (R)

RM 10.35 (Rp. 26.040.6)


2-Piece Chicken

RM 6.05(Rp. 15.221.8)

Bucket (15 pieces of chicken)

RM43.55(Rp. 109.571.8)

3-Piece Chicken Thrift Plate (9 pieces of chicken) RM26.70

RM 9.05(Rp.22.769.8)


5-Piece Plate (5 pieces of chicken)

RM14.90(Rp. 37.488.4)

Family Plate (12 pieces of chicken)

RM35.20 (Rp. 88.563.2)


Ket: RM 1 = Rp. 2516


Melihat contoh data diatas dimana kami mencari data produk KFC dengan harga yang paling murah di tiga Negara tersebut. Melihat data diatas kami dapat melihat bahwa KFC Indonesia mematok harganya paling murah adalah Rp. 5000 (paket goceng), sedangkan KFC Malaysia mematok harga yang paling murah adalah sebesar Rp. 15.221,8 (2-Piece Chiken) dan KFC Singapore mematok harga paling murah sebesar Rp. 33.962.5 (Oriental Chiken Salad Meal). Setelah melihat kondisi seperti ini maka kami dapat menganalisa bahwa dalam penetapan harganya KFC menggunakan metode penetapan harga geografis. Yaitu penetapan harga berdasarkan kemampuan daya beli setiap geografis atau wilayah yang berbeda-beda.


  1. Menganalisa Hubungan Antara Harga KFC dengan mutunya

Banyak konsumen menggunakan harga sebagai indicator mutu, semakin harganya mahal maka semakin bagus mutu dan kualitasnya, dan sebaliknya semakin murah harganya maka semakin turun mutu dan kualitasnya. Hal itupun terjadi juga pada produk-produk KFC. Ini dapat dilihat dan dibandingkan antara paket super panas jumbo yang harganya Rp 16.364 dengan paket kombo hitlist yang harganya Rp 26.364. dimana paket kombo hitlist lebih mahal harganya karena kualitas paketnya yang lebih bagus dimana di dalam paket panas jumbo hanya terdiri dari satu ayam sedangkan dalam paket kombo hitlist ayamnya terdiri dari dua buah, dan karena itu maka terlihat jelas kalau semakin bagus kualitas paketnya maka harganya akan semakin mahal.


  1. Menganalisa Metode Penetapan Harga yang Ditetapkan Oleh KFC

Adapun dalam menetapkan harganya, KFC menggunakan 3methode seperti dibawah ini, yaitu:

  1. Methode Penetapan Harga Umum

Dalam penetapan harga umum (going-rate pricing), perusahaan tersebut mendasarkan harganya terutama pada harga pesaing. Perusahaan tersebut mungkin akan menggunakan harga yang lebih mahal, relative sama atau lebih murah daripada pesaingnya tergantung dari keunikan diferensiasi dan kualitasnya. Ini dapat dilihat dari perbedaan harga antara KFC dan McD hamper sama, ini dikarenakan tidak ada keunikan keunikan yang sangat signifikan yang ditampilkan oleh kedua perusahaan tersebut. Sehingga mau tidak mau keduanya mematok harga yang bersaing(hamper sama).


  1. Methode Penetapan Harga Geografis

Methode penetapan harga geografis adalah method dimana berkaitan dengan bagaimana perusahaan tersebut memutuskan harga produknya untuk pelanggan yang berbeda di lokasi dan Negara yang berbeda. Apakah Negara tersebut seharusnya menetapkan harga yang lebih tinggi atau lebih rendah untuk satu Negara?itu tergantung daripada tingkat daya beli di suatu Negara atau wilayah tersebut. Untuk melihat dengan gampang tingkat kemakmuran suatu Negara itu dapat dilihat dari nilai tukar mata uang negar tersebut terhadap dolar amerika serikat. Dan di antara tiga Negara diatas (Indonesia, Malaysia dan Singapore) maka yang paling lemah nilai tukar mata uangnya terhadap dolar Amerika adalah mata uang Indonesia dan itu mengindikasikan bahwa tingkat perekonomian dan daya beli Indonesia lebih rendah daripada yang lainnya.

Oleh karena itu maka KFC menetapkan harga yang lebih murah untuk Indonesia, itu semua bermaksud untuk menyesuaikan produk KFC dengan daya beli masyarajkat Indonesia

.

  1. Methode Penetapan Harga Diskriminatif

Perusahaan-perusahaan sering menyesuaikan harga dasarnya untuk mengakomodasi perbedaan pelanggan, atau perbedaan produk,dan inilah yang dinamakan dengan methode penetapan harga diskriminatif.

Diskriminasi harga terjadi apabila (price discrimination) suatu perusahaan menjual dua produk atau lebih yang berbeda. Dalam diskriminasi ini , penjual (KFC) tersebut mengenakan harga yang terpisah dan berbeda tergantung daripada intensitas kualitasnya. Semakin bagus kualitasnya maka harganya akan semakin mahal dibandingkan dengan produk yang lainnya, dan sebaliknya.

Penetapan harga diskriminatif juga dapat terjadi jikalau perusahaan akan menjual dua produk atau lebih yang berbeda dan dalam menentukan harganya tergantung dari intensitas permintaannya.

Tetapi dalam contoh kasus KFC ini, KFC menetapkan dan membeda-bedakan harga tergantung daripada intensitas kualitasnya.

























Kesimpulan

KFC (Kentucky Fried Chicken) adalah salah satu perusahaan fast food global yang memiliki anak perusahaan di Indonesia. Di dalam strategi penetapan harganya maka perusahaan KFC haruslah menggunakan method-methode yang tepat dalam menentukan harganya karena harga merupakan unsur penting bauran pemasaran. Harga adalah satu-satunya yang menghasilkan pendapatan dan yang unsure yang lainnya menghasilkan biaya.

Penetapan harga yang tepat sangatlah penting untuk perusahaan global seperti KFC, ini dikarenakan wilayah-wilayah dimana tempat KFC beropersi memiliki kemampuan daya beli yang berbeda-beda, sehingga dalam penetapan harganya haruslah tepat supaya bisa diterima oleh masyarakat setempat, dan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya yang sejenis dan menjadi pesaing di wilayah dimana KFC beroperasi dan itulah yang menyebabkan adanya perbedaan perbedaan harga produk KFC antara satu Negara dengan Negara yang lainnya tergantung dari kemampuan daya beli masyarakat di Negara tersebut.

Adapun dalam menetapkan harga, KFC menggunakan tiga methode, yang pertama adalah methode penetapan harga umum, method penetapan harga geografis dan methode penetapan harga diskriminatif.

Methode penetapan harga umum adalah methode penetapan harga berdasarkan harga pesaing. Selanjutnya methode penetapan harga geografis, methode penetapan harga geografis adalah methode dimana perusahaan (KFC) menentukan harga yang berbeda-beda diantara Negara-negara yang menjadi tempat beroperasinya tergantung daripada kemampuan daya beli masyarakatnya. Dan selanjutnya adalah methode penetapan harga diskriminatif, method ini dapat diartikan sebagai methode dimana perusahaan menetapkan harga yang berbeda beda untuk setiap produknya tergantung dari intensitas permintaan ataupun intensitas kualitasnya.

Di dalam menentukan harganya, KFC juga menggunakan adaptasi bukan standarisasi, ini berarti harga yang ditetapkan oleh KFC disesuaikan dengan kemampuan daya beli masyarakat setempat, bukan dengan menggunakan harga standarisasi yang berarti harga di setiap Negara pasarnya disamakan.

Adapun segmen yang dipilih oleh KFC adalah ALL SEGMEN, yaitu berlaku untuk semua kalangan, baik kalangan ekonomi bawah, kalangan ekonomi menengah dan kalangan ekonomi atas. Ini terbukti dengan harga KFC yang terjangkau oleh berbagai kalangan.






Daftar Pustaka

Kotler, Philip, 2002. Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi Indonesia, Jakarta,Edisi Milenium,Edisi Kesepuluh , Penerbit PT. Prenhallindo.

Kotler, Philip, 2002. Manajemen Pemasaran, Jilid II, Edisi Indonesia, Jakarta,Edisi Milenium,Edisi Kesepuluh, Penerbit PT. Prenhallindo.

Kotler, Philip dan Armstrong, Gary, 2001.Prinsip - prinsip Pemasaran, Jilid 2, Jakarta,Edisi Kedelapan,Penerbit Erlangga.

www.kfc.com.my/

www.kfc.com.sg/

www.kfcindonesia.com/

www.kfc.com/

en.wikipedia.org/wiki/KFC

id.wikipedia.org/wiki/Kentucky_Fried_Chicken











Tambahan

Daftar Harga.


Harga Produk KFC Indonesia

Jenis Produk

Harga

Kombo Double (2 wing+2 nasi)

Rp 18. 182

Super Panas Jumbo (1 ayam+1nasi+1 softdrink med.)

Rp 16.364

Kombo Hitlist (2 ayam+1 nasi+ 1fruit tea)

Rp 26.364

O. R Burger

Rp 11. 818



Harga Produk McDonald

Jenis Produk

Harga

Panas Reguler (2 ayam+1 nasi+1coke)

Rp 16. 182

Panas Spesial (1 nasi+1 ayam+ 1 egg+1 coke)

Rp 21. 636

Chicken McD (2 ayam+1nasi+ 1coke)

Rp 26. 000

BigMac

Rp 20 .727


KFC Singapore

Jenis Produk

Harga

Mega Meal (For Party of 8, 16 pcs Chicken, 10 pcs Winglets, 2 Lrg Popcorn Chicken, 2 Lrg Whipped Potato, 2 Lrg Coleslaw)

$49.95 (Rp. 260.988.75)

Oriental Chicken Salad Meal (1 Oriental Chicken Salad, 1 reg 7-Up Revive)

$6.50 (Rp. 33.962.5)

Ket: $ 1 = Rp. 5.225








KFC Malaysia

Jenis Produk

Harga

Snack Plate

2 pieces Chicken
• 1 Butter Bun
• 1 Coleslaw (R)
• 1 Whipped Potato (R)

RM 7.95 (Rp. 20.002.2)

Dinner Plate

3 pieces Chicken
• 1 Butter Bun
• 1 Coleslaw (R)
• 1 Whipped Potato (R)

RM 10.35 (Rp. 26.040.6)


2-Piece Chicken

RM 6.05(Rp. 15.221.8)

Bucket (15 pieces of chicken)

RM43.55(Rp. 109.571.8)

3-Piece Chicken Thrift Plate (9 pieces of chicken) RM26.70

RM 9.05(Rp.22.769.8)


5-Piece Plate (5 pieces of chicken)

RM14.90(Rp. 37.488.4)

Family Plate (12 pieces of chicken)

RM35.20 (Rp. 88.563.2)


Ket: RM 1 = Rp. 2516




Curriculum Vitae of Each Member


Name : Azhari Rasyad

Sex : Male

Place, date of birth : Bandung, Sept 24 1989

Hometown : Bandung

Hobby : Reading a book, Travelling, Photography

Blood type : O

Quotes : Fight your fears

Email : ajidamn@yahoo.co.id



Name : deni kurnia rahmat

Sex : male

Place, date of birth : ciamis, march 10 1989

Hometown : ciamis

Hobby : futsal and reading

Blood type : o

Quotes : gunakan waktu luang dengan kegiatan bukan dengan impian

Email : yakuza_denniy@yahoo.com



Name : Fatwa Najmal Bihar

Sex : Male

Place, date of birth : Bandung, May 29 1989

Hometown : Bandung

Hobby : Eating, watching, walking around, browsing, going to somewhere, football, etc.

Blood type : B

Quotes : “hungry is the delicious taste”

Email : biay_yesterdaysfeelings@yahoo.com



Name : Wanda Pradika

Sex : Male

Place, date of birth : Padang, 25 June 1988

Hometown : Padang

Hobby : Sleeping

Blood type : B

Quotes : GO..

Email : Wandapradika@yahoo.co.id



Name : Yuda Purwaji

Sex : Male

Place, date of birth : Bandung, 01 August 1989

Hometown : Bandung, West Java

Hobby : Play futsal

Blood type : ab

Quotes : do something

Email : cengex_lada@yahoo.com


Name : Zaki Tur Wibawa

Sex : Male

Place, date of birth : Garut, May 15 1989

Hometown : Garut, West Java

Hobby : Reading, listening a music, travelling.

Blood type : B

Quotes : To make something Special, you just have to believe it special!!! (Kungfu Panda)

Email : wibawazakitur@yahoo.com



0 comments:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Wedding Dresses. Powered by Blogger